vcdiversity.org – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah mengungkapkan pengkhianatan kepercayaan serius oleh Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben Gvir, terkait dengan pembocoran informasi rahasia negara. Kejadian ini menambah ketegangan dalam pemerintahan yang sudah diwarnai oleh krisis internal.
Detail Tuduhan
Itamar Ben Gvir, yang telah aktif menuntut posisi dalam Kabinet Perang yang telah dibubarkan oleh Netanyahu, kini berada di bawah sorotan sebagai potensial risiko keamanan. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Partai Likud yang dipimpin oleh Netanyahu dan merupakan pemimpin koalisi pemerintahan saat ini dinyatakan bahwa, “Perdana Menteri Netanyahu telah menegaskan kepada Menteri Ben Gvir bahwa hanya mereka yang dapat membuktikan kemampuan mereka dalam menjaga kerahasiaan negara dan percakapan pribadi yang layak menjadi bagian dari tim konsultatif keamanan yang eksklusif.”
Konteks Perselisihan
Perselisihan antara Netanyahu dan Ben Gvir mencapai titik kritis berkaitan dengan dukungan Ben Gvir terhadap ‘Hukum Rabbi.’ RUU ini bertujuan untuk memindahkan kewenangan pemilihan rabbi dari dewan lokal ke Kementerian Agama, yang dikelola oleh partai ultra ortodoks Shas, pendukung Netanyahu. Namun, kegagalan RUU ini mendapatkan dukungan cukup dari anggota Likud memaksa Netanyahu untuk membatalkan rencana tersebut.
Implikasi Politik dan Stabilitas Koalisi
Penolakan RUU tersebut memicu ancaman pengunduran diri dari Arye Dery, pemimpin Shas, yang berpotensi menyebabkan jatuhnya pemerintahan Netanyahu. Situasi ini mempertanyakan kemampuan Netanyahu untuk mempertahankan dukungan dari partai-partai ultra-Ortodoks dalam pemilihan mendatang.
Tambahan Kontroversi: UU Poligraf
Partai Jewish Power, yang juga merupakan bagian dari koalisi, telah menyatakan dukungan untuk undang-undang poligraf yang akan berlaku bagi individu yang menggunakan alat pacu jantung. Komentar ini tampaknya ditargetkan pada Netanyahu, yang diketahui baru-baru ini menginstal alat pacu jantung.
Kritik Global terhadap Pemerintahan Netanyahu
Pemerintahan Netanyahu telah mendapatkan sorotan dan kritik global yang intens sejak memulai operasi militer di Gaza pada Oktober 2023, yang mengakibatkan lebih dari 37.000 korban jiwa di Palestina. Isu-isu ini, bersama dengan konflik internal, menghadirkan tantangan besar bagi kestabilan politik di Israel.